Rabu, 13 Maret 2013

Loud Noises


Be a song writer and a singer, emang udah impian banget. Gitar usang papa selalu menitik inspirasi yang selalu dan selalu mengelitik ku untuk terus mencari nada demi nada, bait demi bait kata yang sulit terucap
“. Laika, mama kerja dulu ya. Kamu jangan lupa makan, mama pulang agak malam hari ini. Kalo bisa jemput mama ya nak.” Ucap ibu diah diambang pintu
“. Siap madam, pasti laika jemput.”
“. Ya udah, mama pergi ya.”
“. Hati-hati ma, laika tunggu telpon mama deh ya.. laika juga mau keperpus abis dari kampus.”
Ibu laika tersenyum dan mengacungkan jempol lalu melangkah pergi
 Mama, pekerja keras yang selalu menolak disuruh berhenti jadi pembantu. Bukan karna kami kekurangan uang, aku rasa uang yang papa tinggalkan cukup untuk kami hidup sehari-hari, bayar kuliahku, bayar listrik dan air, bayar kontrakkan rumah. Tapi mama terus saja bilang kalau anak majikannya ini udah attached banget sama dia. Mungkin karna sosok seorang ibu yang dia damba-dambakan ada di mama kali ya? Udah hampir 6 tahun mama bekerja dengan anak majikannya ini. Tapi entahlah, tubuh mama yang semakin rentah membuatku jadi ragu untuk membiarkannya bekerja.
“. Sialan!!.” Laika tiba-tiba berteriak begitu menatap jam dinding yang mengejek lamunannya yang terlalu jauh hingga membuatnya terlambat kekampus. Laika bergegas menelan makanannya dan beranjak pergi.

“. Heh, siput laut! Lama amat! Dari mana aje neng?.” Ujar Wia dengan tampang kesal
“. Ya, sabar buk. Tapi menikmati banget nyarapan pagi, ampe lupa kalo ada orang sarap nungguin disini.” Laika tertawa terbahak
“. Yee eceng gondok, ada aja jawabnya yeh. Tuh tugas udah dibuat lom.”
“. Udah, cerewet banget sih jadi orang.”
“. Bagus deh, kan enak kalo kamu juga buat tugas. Aku gak enak kalo kamu dimarain pak yanto lagi gara-gara gak ngerjain tugas. Kamu kan temen akiu.”
“. Ihhh, jangan buat gue jijai deh ya.”
Wia tertawa terbahak “. Gimana kabar mama kamu lai.”
“. Lai-lai, emangnya aku jablay? Ini ni yang gak suka dari kamu suka ganti-ganti nama panggilan, sejak dari smp dulu, heran banget deh.”
“. Ya udah aku ganti lagi, mama kamu gimana ka’?.”
Dengan muka manyun laika menjawab “. Sehat aja.”
“. Masih kerja di tempat lama?.”
“. Enggak, udah pindah, ikut  anak majikan, dia kolokan banget ama mama, heran aku.”
“. Alah, bilang aja cemburu.”
“. Cemburu ama siapa?? Ama dia? Ihh ogah banget, aku Cuma prihatin aja ama dia, mungkin karna mamanya udah meninggal jadi dia nganggep mama ku kayak dia dia, gitu lah. Mana dia anak cowok, anak tunggal lagi.”
“. Ganteng gak?.”
Laika menatap wia kesal “. Ini dia yang paling-paling aku gak suka dari kamu, kalo udah denger kata cowok pasti deh yang ditanya tampangnya ganteng apa enggak.”
“. Ya haruslah, wajib hukumnya untuk menanyakan itu, ganteng gak? Ada pacar gak? Kayak gak?.” Wia makin tertawa
“. Mana aku tau, ketemu aja 10 tahun yang lalu, tapi terakhir kali ketemu sih, yaa.. ganteng, ganteng banget malah .” Laika malah tersipu mengingat kenangan masa lalu nya “. Tapi wi, gak penting yang namanya tampang tuh, yang penting isi otaknya, skill nya, behave nya, aku mah gak mau punya pacar yang tampangnya ganteng setengah mampus tapi gak bisa treating me like a woman I suppose to be, gak bisa tukar pikiran, gak asik lah kalo udah begitu, iya kan?.”
“. Halah, itu sih terserah kamu aja. Yang panting bagi aku, gantengnya poll.” Wia tertawa, laika ikut tertawa terbahak melihat tampang konyol sahabatnya yang tertawa terpingkal-pingkal.

“. Bu, nanti siang tolong buatin aku salad sayur pake ikan salmon ya, trus jus jeruk. Oh iya, baju buat aku meeting ama agency tolong disiapin juga ya bu. Ni agency dari Milan buk jadi harus tampil profesional.”
“. Iya, nanti ibu siapin semua, kamu jangan khawatir.”
“. Ibu minta aku bawain apa dari Milan kalo aku jadi dikontrak jadi model? Jam tangan? Perfume? Baju?.”
Ibu diah menatap sesosok pria jangkung, berambut panjang hitam dihadapannya dengan sendu lalu memegang lembut tangannya “. Yang penting kamu selamat aja nak.”
Darell menatap ibu diah haru “. Makasih ya bu. Cuma ibu yang dukung, selalu doain dan ngurus aku.”
Ibu laika tersenyum bijak dan menepuk bahu darell pelan “. Be strong, stand tall, be proud of yourself, never let anyone bring you down, always remember that.”
“. Yes madam.” Ujar darell sambil mengentakkan kaki dan memberi hormat seperti prajurit yang sedang menghadap atasannya.
Ibu diah tertawa kecil dan membelai darell “. Gak bisa hilang ya sifat manjanya?.”
“. Iya dong bu, susah hilangnya.” Darell tertawa kecil sambil merangkul hangat
“. Ya udah makan dulu deh sebelum pergi.”
“. Siap madam.”

Bukan hanya saat masih kecil dia jarang tersenyum, tapi karna dia selalu dan selalu memanggil mama dengan sebutan ibu, sebutan yang paling di benci oleh keluarga kaya itu. Dia selalu memeluk mama dan manja dipangguan mama. Itulah kenapa dia dikirim ke paris saat usianya 7 tahun. Dia menangis sekencang-kencangnya saat di bandara, menarik dan berteriak memanggil-manggil mama, mama sampai menangis melihat darell diseret untuk ikut tantenya ke paris. Siapa sangka setelah 10 tahun dia kembali dari paris, dia malah memilih tinggal sendiri dan mencari mama dan memintanya kembali bekerja untuknya, bekerja sebagai ibu. Sungguh sinetron yang menyentuh ya? Aku tau, akupun terkadang tak bisa percaya dengan semua cerita ini kalau bukan aku sendiri yang mengalaminya. Kata mama, dia sudah bekerja sebagai model, kerjaan yang paling capek, karna pulang dan pergi tak tentu, dan selalu berada di luar negeri, banyak designer yang menginginkan darell sebagai model mereka, aku makin penasaran muka darell kayak apa sekarang, kok semua orang kayak berebut ingin kerja sama dengan dia. Kata mama, kalau darell tersenyum, serasa angin semilir menghembus lembut, seakan bunga nari ceria diatas angin, yap aku tau, didarahku mengalir gen seni dari mama, mama adalah seorang penulis puisi favoriteku. Tapi aku makin penasaran ingin lihat senyum darell. Seperti apa sih senyum ajaib yang mama bilang itu.
“. Tapi dia selalu senyum sama mama, nah kalo orang lain mama gak tau deh.”
“. Darell tambah ganteng gak ma?.” Laika tertawa usil
“. Ganteng bangetlah, makanya kalau mama suruh jemput langsung jemput, ini telat ampe 2 jam, dia udah tidurlah pastinya, gak bisa ketemu dia kan?!.” Ujar ibu diah yang kesal sambil mulai mempersiapkan makan malam sesampainya di rumah.
“. Yehh, mana tau kalau pengunjung café minta lagu terus, jadi telat deh jemput mama, maaf ya mama cantik.”
“. Dapet tips?.”
“. Dapet dong, tips membersihkan muka yang bersih.” Laika tertawa
“. Yahh, bukan tips itu kaliiii.”
“. Iya madam, dapet tips lumayan malam ini.” Ujar laika sambil menyerahkan uang
“. Syukur deh, jadi bisa nabung lagi buat keterusan kuliah kamu.”
“. Dia pernah gak nanyain laika ma?.”
“. Enggak.” Jawab ibunya singkat
“. Ihh mama, yang bener dong jawabnya.”
“. Emang enggak, mau gimana hayo? Mungkin dia lupa ama kamu, kan udah 17 tahunan kalian gak ketemu lagi. Kamu sama dia selama ini juga gak pernah ketemu-ketemu lagi.”
“. Enggak sekalipun dia tanyain laika?.”
Ibu diah menggelengkan kepala lagi
Laika berdiri “. Laika tidur aja ahhh.”

Pikiran itu bergemuruh lagi diotak laika
Sombong banget dia gak mau nanyain aku sekalipun dalam 7tahun ini. Mentang-mentang gak ketemu sama sekali, mentang-mentang aku juga gak pernah nanyain tentang dia. Tapi apa bener dia lupa sama aku ya? Apa dia juga lupa  tentang “itu” ?
Wajah laika tiba-tiba memerah saat mengingat masa kecilnya bersama darell
Huaaaaa…
Mungkin karna itu dia pura-pura gak inget aku. Kurang ajar si darell, liat aja kalau ketemu, mau aku getok palaknya pake centong nasi
@@@

PAGI ini Laika benar-benar dibuat bingung kali ini, dia mencabik-cabik roti tawarnya hingga tak berbentuk
“. Kamu kenapa nak?.” Tanya ibu diah yang sedari tadi memperhatikan tingkah aneh laika pagi ini
“. Gak ada apa-apa ma, Cuma agak mumet aja hehe.” Laika terkekeh “. Laika kekampus dulu ya ma.” Ujar laika sambil menggapai tas nya lalu melangkah pergi
“. Ya udah hati-hati ya nak, nanti mama juga langsung ke rumah darell ya.”
Laika langsung berbalik dan terdiam menatap ibunya “. Eee…..” dia ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya kelu seketika.
Ibu diah menatap laika makin heran “. Kenapa?.”
Laika bergegas menjawab “. Nop, nothing ma, I’m just… you know.. I’m just… well, see ya later ma.” Laika ambil langkah seribu dan melesat kabur, dia takut ibunya menangkap tingkah gilanya pagi ini.

Dengan kesal laika mengusal kepalanya “. Bodoh! Kenapa aku jadi inget dia mulu ya akhir-akhir ini? Ampe kebawa mimpi lagi.” mimpi masa kecil nya saat bermain bersama darell dan mendadak darell menciumnya. Mimpi singkat itu membuatnya sangat-sangat linglung kali ini. Saat mengingat mimpinya semalam buat laika makin malu dan deg-degan
Wia melihat sahabat kentalnya itu dari kejauhan, dia heran bukan kepalang, kenapa laika jadi kayak orang o’on pagi ini? Apa laika kena sakit 3L ya? Lemah letih lesu.. tanpa ada peringatan wia langsung menggebrak bahu laika
“. HEH!!!.”
“. AAAAACCKK!!.” Laika benar-benar kaget dibuat wia
Laika berbalik dan menatap kesal wia, kurang asem banget ni anak, pagi-pagi dah buat kaget aja
“. Ngapain sih? Pagu-pagi udah bengong-bengong gitu.”
“. Gak ada apa-apa kok.” Laika memandang kearah lain, takut kalo wia bisa membaca raut bohongnya
“. Hmmm gitu, eh ngomong-ngomong kata kak raka, perform di café cappucinno itu di pending dulu, karna kak raka mau tutup cafenya lebih cepet.”
“. Oh .” sahut laika tak peduli dan mulai menundukkan kepala seakan makin banyak saja yang dipikirkannya.
Wia menghadang langkah laika, laika kaget dan mengangkat kepalannya
“. Kamu kenapa sih?.”
Laika garuk-garuk kepala, kayak orang yang gak keramas seminggu, sambil mengembangkan senyum hampa “. Aku gak apa-apa wi, Cuma bawaan suntuk aja.”
Wia hanya bisa diam dan menatap laika makin dalam
Laika langsung merangkul sahabat karibnya semasa SMA hingga sekarang “. Gak apa-apa nek, santai aja ah.” “. Kita kekantin aja yak! Kita makan bakso ampe mencret!!.” Teriak laika riang, dia benar-benar tak perduli dengan mata yang memandang aneh padanya.
Meski terpaksa tapi wia ikut saja kemana laika menyeret dirinya

Kini laika berdiri tegang didepan pintu Darell, dia tak punya keberanian untuk memencet tombol bell yang ada tepat di samping pintu. Jantungnya makin berdebar kencang tiap kali dia mengangkat tangannya untuk memencet bell.
Sial si wia! Udah di traktir bakso, malah gak bisa nemenin nungguin mama disini! Kalau aja aku pegang kunci rumah, aku gak harus datang ke rumah cecunguk ini. Grrr.. menyebalkan banget ni hari!
Laika mondar-mandir kayak tukang kredit yang lagi nungguin kreditannya dibayar ama yang punya rumah, apa aku ketok aja ya? Ah jangan, kalau darell yang buka pintu, bisa pingsan aku, waduhhh, laika makin habis-habisan mengacak rambutnya kesal.  Aku tunggu aja deh, ampe waktunya mama pulang, tapi 3 jam lagi nih!! Sudahlah, skalian sambil cari-cari lirik lagu aja deh
Laika mulai mengeluarkan buku lirik dan gitar tua yang selalu didukungnya udak kayak ransel, dan kebiasaan buruk laika pun dimulai, dia mengeluarkan sekotak rokok dan korek api, dia berkilah kalau gak ngerokok, inspirasi gak  jalan, walau dia tau benar kalau mama dan wia paling benci melihatnya ngerokok, tapi dia cuek aja. Asal gak didepan muka mama aja ya ka, mama sangat gak suka liat kamu ngerokok gitu, kayak cewek gampangan aja!, laika mulai sebel kalo mamanya berkata begitu  apa coba hubungannya antara ngerokok ama cewek gampangan? Emang kalo cowok ngerokok, cowok itu cowok gampangan ya??

Kreeeekk…
Tanpa sadar sudah berjam-jam berlalu, laika yang kaget mendengar pintu rumah Darell yang tiba-tiba terbuka dari dalam
“. LAIKA! .” teriak ibu diah
Laika tersentak dan bergegas membuang rokok yang belum lama dibakarnya.
Ibu diah dengan marah menghampiri laika, sambil melihat puntung-puntung rokok yang berserakkan dikaki laika “. Apa gini kelakuan kamu di luar sana?? Ngerokok ditempat umum?? Mama kan udah bilang, jangan ngerokok di tempat umum! Ngerokok itu disebates kamar kamu aja! Kalau ada temen mama atau papa yang liat gimana coba! Mau buat malu orang tua ya kamu?.”
Laika diam, dia benar-benar gak menyangka mamanya bisa marah besar begini
“. Tapi ma, ini kan didalem perkarangan, jadi gak keliatan dari jalanan luar, laika juga ngerti kali ma, emangnya laika bodoh?.” Nada laika mulai membuat ibu diah makin panas
“. Kalau aja papa kamu masih ada….”
Laika balik menatap ibu diah dengan tatapan marah “. Stop ma! Jangan bahas soal papa terus! Jangan tiap kali ada masalah selalu aja berandai-andai kalo papa masih hidup! Papa tu udah gak ada! Aku muak!.”
“. DIAM KAMU!.”
Laika tersentak bukan main, bukan ibu diah yang terteriak kali ini, berlahan darell menghampiri keduanya dan menatap laika dengan sadis “. Berani banget bentak-bentak ibu! Sudah gak punya sopan santun lagi?!.” Ujar darell
Entah terpesona atau kaget tapi laika tak langsung menjawab, biasanya laika paling hebat kalo soal debat argument di kampus, kali ini, dia mendadak bisu.
“. Eh .” laika akhirnya tersadar “. Dia.. dia itu mama aku! Siapa kamu ngebentak-bentak aku?!.”
“. Oh kamu laika? Gak cocok dong ama apa yang sering ibu certain ke aku! Sama sekali beda!.” Ujar darell tersenyum dingin, lalu berlahan dia makin mendekati laika “. Denger ya anak durhaka, jangan pernah berani lagi naikin suara didepan ibu aku, denger itu!.”
Ibu aku? Ibu aku, my ass!! Dia mama aku! Mama kandung aku!!
Belum sempat laika membalas perkataan Darell, Darell memalingkan muka dan menatap ibu diah dengan raut muka yang 360º berbeda, lebih sendu “. Ibu mau aku antar pulang?.”
Laika menghentakkan kaki dengan kesal lalu berjalan kesal meninggalkan ibu diah dan darell

Sebel! Sebel! Kenapa harus ketemu darell dengan situasi yang begitu sih! Kenapa juga aku gak bisa kendaliin emosiku sama mama? Padahal emang bener aku yang salah. Aku bener-bener tolol! Laika berkali-kali menggerutu dalam hati, dia putuskan untuk berjalan pulang untuk menenangkan hati dan pikirannya, pasti mama sedih banget aku bentak kayak tadi ya? Oh papa, laika gak sengaja teriakkin mama kayak tadi pa, mama marah gak ya pa sama laika?
TIINNN…
Sontak suara klakson mobil tu membuat laika melompat keget.
Mobil lamborghini murcielago lp640 berwarna hitam yang berhenti disampingnya, berlahan kaca mobil itu turun
Laika melongo melihat mobil harga miliyaran berhenti disampingnya, laika pun berlahan orang didalamnya
“. Darell?.” Laika terbata, lalu segera memasang muka sebal “. Pake ngelakson segala, kalo mau lewat ya lewat aja, buat jantung orang mau copot aja.” Laika mulai berjalan lagi
“. Heh!.” Panggil darell dengan nada kesal sambil mengikuti laika dengan mobil mewahnya
Laika tak bergeming
“. Heh! Masuk mobil cepet!.” Teriak darell, tapi laika tetap saja berjalan tak menghiraukan
“. Heh!.” Darell mencoba memanggil lagi tapi laika sudah malas menghiraukan darell.
Darell menghentikan mobilnya lalu mencegat laika “. Tuli ya?!.”
“. Apaan sih?!.” Bentak laika
“. Kalo gak karna ibu yang minta aku nyariin kamu, aku juga males tau! Buruan masuk mobil, jadi aku bisa anter kamu kerumah kamu, aku banyak kerjaan besok tau! Sok manja banget sih!.”
Runtuhlah sudah pesona ketampanan darell dibenak laika, kini sosok cowok menyebalkan dihadapannya mulai membuatnya ingin mendaratkan jotos ala mike Tyson, tapi laika masih menahan amarahnya
“. Aku bisa pulang sendiri, kamu gak perlu repot-repot nganter aku, okeh?!.” Laika ingin beranjak pergi tapi darell menghalangi.
“. Ini udah malem, lagian ibu minta aku buat bawa kamu pulang, jadi kamu itu tanggung jawab aku. Jangan buat aku pusing deh. Emangnya kamu pikir aku suka gitu repot-repot nganter kamu pulang?.”
Laika menatap darell dengan tajam, seakan dia ingin menelan darell bulat-bulat “. FINE!!.” Laika dengan kesal mengikuti kemauan darell

Disepanjang perjalanan keduanya hanya diam, keheninggan membuat laika makin kesal pada dirinya sendiri, Ya tuhan aku memang anak durhaka! Aku udah bentak mama, tapi mama masih peduli dan sayang aku, aku jahat banget sama mama.
“. Heh?!.” Darell memanggil laika
Hah-heh emangnya aku gak punya nama apa? Dasar cowok angkuh!
“. Heh?! budek.” Darell memanggil laika lagi
Laika spontan menoleh dan menatap darell kesal
“. Oh bilang dong kalau mau dipanggil budek dulu baru mau nengok.”
“. Mau apa sih?.” Ujar laika ketus
“. Aku Cuma mau bilang, laen kali kalo mau ngerokok keberanda dibelakang rumah aja, disitu gak bakal diliat orang.” Ujar darell tanpa ekspresi dan tak lepas melihat jalan.
Mungkin mama udah cerita sama dia soal pertengkaran tadi. Bagi mama, darell bukan sekedar anak majikan, tapi udah kayak anak kandungnya sendiri. Dan semoga saja darell gak menganggapku adik kecilnya ya.
Laika tampak terpanah dengan wajah kemayu dan tampan disampingnya itu
Oh tuhan, ganteng amat si cowok menyebalkan ini
“. Udah, jangan lama-lama ngeliatin aku, buat grogi aja tau.” Ujar darell tetap dingin
“. Ihh...” gerutu laika kesal, Coba ada codet tu muka, udah deh gak ganteng lagi
Suasana kembali hening, tak terasa mereka sudah sampai depan rumah laika, laika segera turun, dia tiba-tiba berhenti “. Terima kasih.” Ujar laika tanpa menengok darell, dan segera masuk kerumahnya. Ntah darell dengar atau tidak.

Ibu diah duduk disofa, menyendarkan kepalanya dibahu sofa, dia tertidur, mungkin kelelahan. Laika menatap haru, dan meringkuk dikaki ibu diah dan meminta maaf, ibu diah membelai lembut rambut anak semata wayangnya, dia tau laika hanya merindukan papanya, papa yang belum lama dikenalnya dan harus meninggalkannya selamanya.
@@@
“. WHAT?!!.” Siang hari itu sudah heboh dengan suara cetar wia “. Cius?? Trus truss…” wia makin tak sabar mendengar cerita laika
“. Ya gitu deh, muka sih emang ganteng berat wi, kulitnya halus banget, putih, bening, rambutnya panjang, hitam, bibirnya merah udah kayak cewek deh, terawat abis, tapi tetep keliatan ganteng. Mungkin karna tuntutan karir kali ya.”
“. Wahh, nyesel aku gak nemenin kamu kemaren ka.”
“. Salah sendiri maen tinggalin aja kemaren, nyeselkan gak bisa liat malaikat.” Laika terkekeh, membuat wia makin gigit jari.
“. Tapi ya itu tadi, aku sama darell udah terlanjur ada image jeleknya. Dia mungkin dah kesel sama aku karna aku ngebentak mama, dan aku kesel sama dia karna sok jadi anak mama. Ya gitu lah.”
“. Wajar aja kali ka kalau dia kesel sama kamu, secara, mama kamu kan udah dianggep mama dia, jadi dia pasti marahlah, kalau ada aku saat itu, aku juga mungkin udah nonjok mukamu.” Ujar wia sambil melahap Hot Dog nya.
“. Even so, darell tetep aja sosok yang menyebalkan di benak ku.”
“. Darell Ferhostan, Model Androgyny yang udah di kenal diseluruh dunia fashion industry kamu bilang cowok menyebalkan? Emang ada yang salah diotak kamu ka.” Wia terbahak
Laika manyun menatap wia yang tambah kencang tertawa “. Kamu bela dia karna dia ganteng, coba kalau dia jelek or dork gitu, pasti kamu juga males mo ngebahas-bahas soal dia, iyakan?!.”
Wia menjulurkan lidah tak perduli, ingin rasanya laika memukul wia dengan gitar akustik yang selalu dibawanya, tapi dia mengurungkan niatnya mengingat gitar itu jauh lebih berharga dari kepala wia.

Café kak raka masih dalam proses renovasi, café yang lain masih penuh jadwal live band lain, aku kayaknya bakal nganggur dalam waktu lama, tapi paling enggak aku bisa nyari lagu baru ya. Emang lagi pengen bawa lagu-lagu Yuna Zarai nih, musisi hebat dari Malaysia. Ujar laika dalam hati, tapi sesaat dia menatap pagar rumah Darell, suasana hatinya mulai suram Mama sih, kenapa gak mau kunci rumahnya aku aja yang pegang? Ada aja alesannya, tapi ya udahlah, aku juga jadi bisa nemenin mama pulang. Laika melangkah masuk, dan menuju beranda belakang rumah darell, dia mulai mengeluarkan peralatan tulis dan kertas-kertas, dia menaruh gitar dipangkuannya, diliriknya beberapa kertas chords gitar, hmm.. lagu Deeper Confersession keren juga nih, ini aja dulu deh laika pun mulai memetik gitarnya.

Mencapai lagu ke-6 akhirnya ibu diah memanggil laika untuk pulang
“. Finally.” Ujar laika berlahan, sambil membereskan lembar-lembar chords dan memasukkan gitarnya ke tas khusus
“. Lama? .” Tanya ibu diah sambil membelai lembut
“. Ah, gak juga ma, gak kerasa.”
“. Kamu dari berapa jam dibranda belakang?.”
“. Hmmm .” laika mengira-ira “. Mungkin 2 jam lebih, gak apa lah ma, enak juga skalian nyari-nyari lirik lagu, nyanyi-nyanyi gak jelas.” Laika tertawa
Ibu diah dengan gemas menjitak kepala laika “. Minum kopi dulu yuk.”
“. Mau banget ma, yuk.”
Keduanya pun menuju café yang biasa mereka datangi
@@@
“.Eh ka, liat deh, darell masuk majalah fashion lagi loh.” Ujar wia kegirangan
“. Sejak kapan kamu jadi ngefans ama cecunguk itu?.” Laika mulai kesal, dia memandang foto darell dan menatap lekat-lekat nama model yang terpampang dimajalah itu, Darell ferhostan, god, why the hell this guy so freaking handsome!! I hate it!. Laika hampir membuang majalah yang ada ditangannya tapi dengan sigap wia merebut majalah yang baru saja di belinya.
“. Pokoknya sejak kamu nyebut nama dia, aku jadi rajin tu ngikutin perjalanan karirnya, emang ganteng banget waktu di catwalk, trus kalo pake baju dress jadi cantik banget.”
Laika tertawa terbahak “. Banci ya?!.”
Pletak!!
Wia memukul kepala laika dengan kesal memakai gulungan majalah yang tadinya dia sayang-sayang “. Jangan sembarangan ngomong ya ka, dia itu bukan banci tau! Itu emang pekerjaan dia, murni pekerjaan, model androgyny itu emang gitu, itulah seninya!.”
Laika mengusap kepalanya sambil menatap wia dengan kesal “. Apaan sih kamu! Ngebela dia gitu amat.”
Wia jadi ikut marah “. Terserah aku.” Lalu dia berjalan meninggalkan laika
Apaan sih wia, bela-bela sicunguk. Mentang-mentang dia ganteng banget, ngebela ampe segitunya. Arrkk!! Ni sakit kepala gak sebanding ama kesel dihati!!

Laika berjalan berlahan menuju rumah darell, rasanya kaki laika dibebani 100kg beras, menyebalkan, cecunguk berwajah tampan, tapi dengan banyaknya wajah darell yang tertampang diberbagai papan iklan digedung-gedung, membuat laika makin tak bisa tenang.
Yaa, siapa sih yang mau aku bodohi? Tentu aja aku senang bisa ketemu langsung orang terkenal kayak darell, model fashion yang selalu di eluh-eluh kan para cewek, wajah nya terpampang di sana-sini, tapi kadang-kadang tingkahnya buat aku sebel!! Kayaknya dia sengaja mo buat aku gak nyaman dideket dia, heran!
Bunyi sms laika membuyarkan lamunannya
laika, diperjalanan kesini, tolong beliin tomat, bayam, wortel, kentang,paprika, bawang bombai, selada air, apel,pir semua 1 kilo ya nak, uangnya udah mama transfer ke ATM kamu, makasih’ sms ibunya membuat laika harus kembali ke pasar yang baru saja di lewatinya dan membeli sayur-mayur yang diminta, laika hanya bisa mendengus kesal.

Beberapa kali laika hampir jatuh karna membawa kantong belanjaan yang berat dan banyak, coba aku punya otot kawat tulang besi kayak gatot kaca gitu, mungkin gak susah gini bawa ginian
TIIIINNNNN…
Klakson mobil membuat laika menjatuhkan beberapa kantong belanjaannya karna kaget
Sialan! Siapa sih?! Laika menoleh kesal.
Kaca mobil diturunkan dan
“. Waduh, sial berlipat ganda kayaknya aku hari ini ya?.”
Darell acuh dengan ucapan laika “. Heh, pesenan aku udah kamu beli semua?.”
“. Ini pesenan kamu toh? Kalau tau udah aku injek-injek tadi.” Walau sebenarnya laika bisa menebak belanjaan ini siapa yang pesan.
“. What ever, kamu...” belum sempat darell menyelesaikan kalimatnya, laika langsung memotong.
“. Gak perlu! aku gak butuh bantuan kamu.” Ujar laika sambil mengambil barang belanjaan yang terjatuh tadi.
Darell terdiam sejenak lalu membuang muka “. Terserah .” lalu langsung melaju dengan mobilnya
Gak ada perasaan!! Maksa mau Bantu kek, apa kek, basa-basi gitu, dasar cunguk jelek
Dengan kesal dia menyibak poni nya lalu berjalan lagi

Laika kelelahan, rasanya ingin dia melempar barang belanjaannya melewati pagar dihadapannya dan menuntaskan tugas, tapi rasa tanggung jawab gak membiarkannya melakukan itu. Masih dengan gondok yang menumpuk, laika menendang pagar darell dengan kesal. Tapi sesaat dia melongo kedalam perkarangan darell, dia tak kalah kagetnya dengan beberapa orang yang berada disana.
“. Ma- maaf .” laika tersenyum tak enak dan membungkukkan tubuhnya, menatap satu demi satu ‘tamu’ darell.
Satu tatapan tajam membuatnya makin tak enak karna sudah membuat suasana kikuk
“. Ke beranda belakang sekarang.” Ujar darell berlahan tapi dingin
Laika tau pasti nada bicara orang yang sedang kesal, sebenarnya dia paling anti diperintah orang lain tapi dia memilih diam dan membuntuti darell hingga keberanda belakang rumah.
“. Really?! Kamu harus masuk dengan cara begitu? Kenapa memilih hari ini untuk bersikap kampung begitu?!.” Darell marah besar
“. Mana aku tau kalau hari ini ada tamu dirumah kamu.” Jawab laika cuek
Darell makin marah “. Kamu….” Saking keselnya dia tak bisa berkata-kata lagi karna terlalu kesal.
“. Rell?.” Panggil seseorang di belakang laika
Darell memandang dari kejauhan, cowok tinggi, berkulit putih dan berwajah boysband korea itupun berlahan mendekat
“. Udahlah, jangan marah-marah, gitu aja kok marah-marah, kasian kan temen lu.” Ujar gusti sambil merangkul akrab darell, lalu memandang laika “hai, aku gusti” ujarnya sambil menyodorkan tangan.
“. Aku….”
Darell langsung menepis tangan gusti “. Udah, balik kedepan lagi aja sana.” Lalu mendorong tubuhnya agar berjalan pergi.
Aku menatap darell dengan sinis, tapi darell dengan cuek nya meninggalkan laika, Songong banget, sampai-sampai aku gak boleh kenal temen-temennya, ih.. bikin kesel menggunung aja ni orang, pengen kena lempar tomat kayakny,kurang ajarrr!!
“. Laika?.” Panggil ibu diah dibalik jendela
“. Ngapain ngancurin tomat gitu?.” Menatap tangan laika yang menggenggam erat tomat
“. Hah?.” Laika baru sadar, tanganya sudah berlumur cairan tomat, dia tersenyum tak enak
“. Cuci tangan dulu sini, trus Bantu mama nganter makanan kedepan ya.”
Laika menganggu’ pelan, walau dia sangat tidak mau harus bertatap muka dengan darell dan kawan-kawannya tapi apa boleh buat, dia ingin membantu ibunya juga.
Dengan muka dingin laika membawa beberapa makanan kecil dan menaruhnya di atas meja kayu
“. Hai.” Sapa gusti sesaat laika berbalik
Laika berbelalak kaget
“. Maaf-maaf, kaget ya??.” Gusti tertawa
Laika tersenyum tipis “. Gak apa.”
“. Soal darell tadi, harap maklum ya. Emang sifat dia kayak gitu.. sama cewek juga ngomong seperlunya, jarang mau hang out sama temen-temen, dia emang canggung kalo deket cewek.”
“. Aku gak tertarik dengan idup nya darell, mending juga ngurusin laen deh.” Ujar laika acuh
Gusti termangu sejenak memandang laika “. Baru kali ini ada cewek yang gak suka ama darell, record nih.” Gusti tertawa “. Oh iya, nama kamu siapa?.”
“. Laika Mikaila Anwar, bisa dipanggil laika, lika, ika, ka, mika,aila, lala what ever you want ajalah.” Jawab laika masih dengan wajah dingin
Gusti tertawa terbahak “. Kamu humoris banget ya laika, menyenangkan kalo bisa jadi temen kamu.”
Laika diam ni orang, wataknya beda banget ama Darell, kok bisa temenan sama cunguk ya? Kasian juga kalo aku judesin Cuma gara-gara kesel ama Si cunguk.
Laika ikut tertawa kecil
“. Nah, gitu dong, jadi keliatan lebih jelas kan cantiknya.”
“. Walah, aku gak mempan ama rayuan cap karung singkong masbro, yang biasa aja lah.”
Gusti makin tertawa
“. Siapa gus?.” Tanya seorang gadis cantik yang tersenyum simpul dihadapan laika
“. Namanya laika, dia temennya darell.”
Laika langsung buka mulut “. Nop, nop, I’m not his friend, absolutely not.”
Senyum simpul itu malah berubah jadi tawa geli “. I know what you mean.” Lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman “. Nama aku fahrani.”
Laika menyambut tangan fahrani dengan hangat “. Laika.”

@@@

Paramore baru mengeluarkan album baru, Laika sudah nangkring didepan computer mencari-cari chords lagu-lagu terbarunya, sudah sejak band ini pertama mengeluarkan album laika sudah jatuh cinta setengah mati, sama kayak cintanya laika pada karya-karya Yuna Zarai, Evanescances, The Beatles Cuma satu saja band yang paling nyeleneh dan tak akan pernah laika dengarkan setiap harinya, Lamb of god.
“. Wah, bagus-bagus nih lagu paramore yang baru. Enak didenger semua, tar bawain lagu hate to see your heart break aja ah di café kak raka .” laika terkekeh sendiri, Laika melirik ada pesan baru di inbox facebook nya, spontan laika langsung membuka pesannya
‘Maaf ganggu, maaf banget kalau kesannya memaksa, tapi apa gak bisa dipertimbangkan lagi keputusan kamu itu?....’ laika tersentak membaca sebagian pesan dari Stevi lalu melanjutkan membaca, kali ini dengan cermat ‘ Kita sudah jalani 6bulan long distants relationship dan gak ada permasalahan kan? Aku masih gak bisa terima kalo kamu mau mengakhiri hubungan kita dengan alasan gak betah dengan keadaan begitu. Kita bukannya baru pacaran, sudah 2tahun lebih, dan aku emang sayang dan cinta kamu ’
Mood laika mendadak tidak karuan membaca pesan dari mantannya, bukannya dia sudah tak cinta tapi laika benci harus tersiksa dengan perasaan was-was, rindu, dan curiga. Dia sudah lelah berperang dengan rasa posesif yang bersembayam di dirinya, dia juga tak ingin membuat konsentrasi stevi yang kuliah dan kerja jadi terganggu oleh sifatnya.
‘ tolong pikirkan lagi, aku masih sayang kamu, aku masih cinta, dan aku masih ingin hubungan kita berlanjut. Bukan gak mungkin aku akan kembali lagi ke Indonesia, aku pasti kembali tapi aku gak tau kapan. Aku akan setia menunggu jawaban kamu laika, aku mohon pikirkan lagi ya sayang, tolong ’

“. Trus kamu jawab apa??.” Wia menatap laika dengan serius
“. Belom aku jawab.”
“. Yah kok belom?? Jawab aja kalo kamu juga masih pengen ngelanjutin hubungan kalian, gitu.”
Laika menghela nafas, bingung
Wia ikut diam melihat sahabatnya jadi mendung seketika, dia menepuk-nepuk bahu laika, berusaha menguatkan. Wia memang kesal dengan perkataan laika kemarin, tapi gak satupun badai yang bisa membuat kedua sahabat ini berpisah terlalu lama.
“. Aku bukannya gak mau balikkan sama stevi, tapi aku capek kalo harus kembali was-was, curiga kalo dia selingkuh di holand sana.”
“. Tapi kan buktinya gak ada perselingkuhan, Lagian kan dia gak ngasih tanda-tanda kalo punya cewek baru, Malah dia gak mau kamu putusin. Kamu yang cantiknya gak seberapa begini aja masih mau dia pertahanin.”
Canda garing wia tetap tak bisa membuat laika terhibur, malah raut muka suram sudah menguasai laika.
“. Jawab dari hati, jangan terlalu gegabah ngambil keputusan, jangan Cuma karna kasian, karna kepaksa, karna gak enak. Ini hidup lu, lu harus bisa tau apa yang sebenernya hati lu mau ka.” Ujar wia sambil tersenyum bijak pada laika
Inilah kenapa laika betah berteman dengan wia selama bertahun-tahun, wia tau kapan harus bersikap.
Laika ikut tersenyum “. Makasih wi, tepat disaat aku butuh denger kalimat emak-emak eh elu ngomong.”
“. Busyet gua dibilang mak-emak.. ahh kulit pisang.” Wia manyun
Laika makin tertawa.

Sore harinya, laika sudah duduk dibangku ditaman belakang rumah darell, beberapa kali laika menghela nafas panjang, masih terasa sesak didadanya, dia masih belum tau harus menjawab apa atas pertanyaan stevi. Ahh, sudahlah, nyanyi-nyanyi dulu deh, ngurangin stress, hmmm lagu apa ya?? Laika melihat satu persatu lembaran chords di buku lagunya Evanescence aja yang October. Laika mulai memainkan gitarnya dan bernyanyi,
...I can't run anymore,I give myself to you,I'm sorry,I'm sorry,In all my bitterness,I ignored,All that's real and true,All I need is you,When night falls on me,I'll not close my eyes,I'm too alive,And you're too strong,I can't lie anymore,I fall down before you,I'm sorry,I'm sorry. My only hope,My only peace,My only joy,My only strength,My only power,My only life,My only love.

Tanpa terasa laika menitikkan air mata, ya tuhan, aku harus gimana? Satu sisi aku kangen stevi, tapi di sisi lain rasanya hubungan kayak gini gak akan pernah bisa berhasil. Laika mengusap air matanya yang gak bisa ia hentikan mengalir dipipinya. Ahh sial, jangan nangis dong laika!! Nanti diliat mama ujarnya memarahi diri sendiri.
Pletak..
Laika mengusap kepalanya yang di jitak “. Aduh .” laika melongok menatap Darell dihadapannya
“. Ngapain lo nangis-nangis di rumah gue? Tar disangka orang gue ngehamilin lo lagi.”
Laika diam tak menjawab, dia masih sibuk mengusap air matanya
Darell diam sesaat, duduk disamping laika lalu berkata lagi “. Jangan gampang nangis jadi orang, pasti masalah cinta deh atau hasil ujian lo kecil ya? Atau gak lulus kuliah ya?? Jangan cengeng deh lo jadi orang, risih gua ama orang yang nangis Cuma gara-gara hal kecil.”
Laika menatap darell sinis “. Suka-suka gue lah! Mo nangis ke’ mo ngamuk ke’, kan gak ngerugiin lu, lagian mata-mata punya gue, gak minjem ama lo! Resek amat sih jadi orang! heran.”
“. Tapi lo nangis di property gue! Otak lo kekecilan sih, jadi susah mikir .” darell jadi kesal
Keduanya diam, suasana hening.
HP laika diatas meja berbunyi, laika hanya melirik nama yang tertera Stevi angkara? Aduh kenapa nelpon sih? Aku belom siap buat ngejawab, aku belom mau ngomong sama dia
“. Halo? Siapa nih? Laikanya gak ada.” Ujar darell dengan ketus
Laika terperangah, lalu dengan sigap merebut HP nya dan menutupnya “. DARELLL!! KENAPA LO ANGKAT!!!!!!.”
 Dengan tampang tenang darell menjawab dengan enteng “. Ya karna ada yang telpon lah, lagian berisik tau ringtone lo, pusing dengernya.”
Laika mengepal tangannya kesal Stevi pasti salah paham! Stevi pasti mikir aku udah punya pacar lagi disini!
“. Kelewatan!.”
“. Apa?.” Darell menoleh ke arah laika
BRUK…
Darell terjatuh di tanah, dia memegangi pipi nya yang terasa sakit
Dengan kepalan tangan yang gemataran laika menitikkan air mata “. lo tu kelewatan!! Lo buat masalah gue makin runyam!!.” Laika bergegas membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi.
“. Tunggu.” Cegah darell, lalu berlahan darell berdiri, sambil mengusap pipi
Laika tak perduli dan terus berjalan
“. Jangan salahin gue dong, kan elo yang lari dari masalah.” Teriak darell
Laika tak mengidahkan ucapan darell dan tetap berlalu

“. Apaan lo bilang?? Lo nonjok cowok terganteng pujaan gue sejagat raya ini?!.” Ujar wia lewat telepon.
“. He-eh wi.” Laika mengiyakan
“. Wahh! Brani bener lo, bisa rusak mukanya, itukan asset dia. Bisa di tuntut lu tar.”
“. Hah? Yang bener wi?.” Laika terduduk diatas ranjangnya
“. Ya iyalah, itukan tindakan tidak menyenangkan dan penyerangan, apalagi lu yang kerumah dia jadi kayak penyerangan terencana gitu, wahh masuk penjara lu bisa-bisa ka.”
“. Hah? Yang bener wi?.” Laika berdiri
“. Ya elah, masa iya aku bohong sih.”
“. Gimana ni wi??.” Kali ini laika mondar-mandir khawatir
“. Udahh, lo besok kerumah dia lagi. Trus minta maaf, jangan minta makan ya.” Kali ini candaan wia gak tepat waktu
“. Hah? Minta maaf? Sama cunguk? Ogah banget.”
“. Ya udah, lo siap-siap aja di penjara ka.”
Laika gigit jari menatap langit gelap dengan kerlap-kerlip bintang, dia makin risau

Pagi hari
“. Deal with it .” ujar wia nyeruput es jeruknya
“. Apaan?? Ngak ah, enak aja.”
“. Walah, yang nonjok doi kan elu, masa’ iya dia yang minta maaf, mana mungkin lah.”
Minta maaf sama darell?? Ihhh dimana harga diri aku sebagai cewek?? Beside, kan dia yang cari gara-gara sama aku, siapa suruh ngangkat telpon dari stevi. Stevi kayaknya marah banget ama aku, ampe gak mau bales sms aku oh tuhan ujar laika dalam hati
“. Dah, jangan banyak mikir deh, tar keburu lu dilaporin ama polisi, bisa makin ribet urusannya.”
Laika mengacak-acak rambutnya dengan kesal “. Liat tar aja deh.”
“. Bukannya bagus kalo darell yang ngangkat telpon dari stevi? Kan kamu gak mau balikkan lagi sama stevi? Dengan gini kan mungkin aja stevi jadi bisa ngelepas kamu.”
Laika diam, mungkin yang wia bicarakan benar tapi gak seperti ini harusnya
“. Aku gak pengen keadaan kami jadi beku kayak ini wi, aku pengennya kami masih tetap bisa ngobrol, masih bisa jadi temen, kalo begini kan jadi gak enak keadaanya. Gak gini caranya.”
Wia menyedot habis es jeruknya lalu menghela nafas “. Gini ya sis, bukan soal gini atau gitu, tapi kalo dengan cara ini stevi bisa melepas lu, ya terima aja. Daripada lu galau lagi gara-gara dia, tar malah balikkan, trus lu tiap hari muram kan kacau gue.”
      “. Urusannya apa coba ama kamu wi?.”
“. Ya kacaulah, kalo lo muram, bisa-bisa lo jadi males mo traktir-traktir gue lagi.”
“. Wuuu .” laika mendorong kepala wia dengan jari telunjuknya

Siang harinya
Sepanjang jalan kerumah darell, laika berfikir keras, haruskah dia meminta maaf, atau dia bisa pura-pura tolol?
“. Sekarang yang jadi masalah, apa darell mau maafin aku? Kalo permintaan maaf aku malah buat palaknya makin gede gimana coba?.” Laika berhenti melangkah, dia mulai bingung “. Atau pura-pura aja gak terjadi apa-apa, toh kita juga gak pernah ngobrol kok, dan dia juga pasti gak enak sama mama kan?! Jadi dia pasti gak enak mo laporin aku ke polisi .”
“. Jalan terus jangan berenti!.”
Laika kaget, dia menatap lekat orang dihadapannya
“. Ngapain lu? Kok ngebuntutin?.”
“. Hehe, aku Cuma mo memastikan kalo kamu bener-bener minta maaf sama dia.” Ujar wia sambil memakan kerupuk udang
“. Temenin aku aja deh wi, kan kamu belom pernah tatap muka sama darell kan?? Ini waktu yang tepat buat ketemu idola loh.”
“. Hmm enggak ah.” Ujar wia enteng
Laika menatap wia heran “. Kok gak mau wi?.”
“. Males aja, aku bukan tipe orang yang suka mengejar idolanya kayak maniac.” Ujar wia kembali mengunyah sisa-sipa pecahan kerupuk udangnya lalu membuka bungkus potatoes chips, dan kembali mengunyah.
“. Ihh, makan mulu lo.”
“. Suka-suka dong.”
“. Enak bener sih gak gemuk-gemuk, perasaan dari dulu ampe sekarang berat badan lo ideal mulu ya.”
“. Itu karna metabolisme gue cepet, dah bawaan lahir gitu, udah keturunan, kalo gak diimbangin dengan banyak makan bisa kurus kering tau. Udah gak usah mengalihkan pembicaraan, hayo jalan sana temuin darell trus minta maaf.”
Laika lesu “. Ahh, gak mau ah wi. Masa’ iya aku yang minta maaf sih? Kan dia yang usil.”
“. Iya tapi kalau agency-nya yang gak terima gimana?? Mau masuk penjara lu?.” Wia menakut-nakuti “. Udah, jalan sana.” Wia mendorong laika, memaksanya berjalan
Laika dengan malas melangkah, baru dua langkah dia berbalik dan merengek “. Temenin deh wi, pleaseee.”
“. Nop, nop, it’s your problem, face it.”
“. Kalo kamu gak mau nemenin ya udah aku langsung pulang aja.”
“. Ihh apaan sih laika! Tar kalo kamu di penjara gimana??.”
“. Bodo’ banget.”
“. Ya udah aku temenin ampe depan teras dia ya.”
“. Enak aja, temenin ketemu dia juga lah, kalo dia minta bales tonjok aku gimana coba?.”
“. Halah, lu kan mantan juara 2 boxer se asia, masa’ iya takut di tonjok ama darell .”
“. Bukan soal takutnya, tapi malunya itu loh ditonjok ama cunguk itu, hilang sudah harga diri gue sebagai cewek cantik yang perkasa.”
Wia tertawa terbahak “. Muke lu jauh, ya udah deh aku temenin, gak pake lama yak.”
Laika girang dan memeluk wia dengan erat “. Makasih wia, sahabat terbaikku.”
Wia menepis tangan laika “. Makasih apaan lu?! Traktir gue bakso besok, yang double super komplit yak.”
Laika nyengir sinis “. Gila, tekor juga ya lama-lama temenan ama lu.”
“. Alah, udah tiga taon ini lu gak tekor-tekor kan temenan ama gue.”
Laika menjitak wia, geram.
Wia cengengesan

Didepan pintu rumah darell, laika terpaku
“. Pencet bell nya, gak pake bengong deh.”
“. Ntar dulu ah, nyiapin mental dulu.”
“. Halah, waktu dulu ngadepin lawan yang lebih gede aja gak takut, lah ini darell ditakutin.”
“. Ihh, diem lu, brisik tau, aku jadi gak konsen nih.”
Tiba-tiba pintu terbuka
“. Mo ngapain lu?.” Tanya darell dengan tatapan sinis
Seketika itu juga niat laika untuk meminta maaf sirna “. Mo pulang .” bentak laika lalu berbalik
Tapi belum sempat laika melarikan diri, wia memegangi tangan laika dengan kencang “. Ada yang mau dia sampaikan ama lu rell.”
“. Sok akrab banget lu.” Kata laika menatap wia “. Udah, lepasin tangan gue, gue mo pulang aja.”
“. Urusan lu belom kelar ka.”
Wia memaksa laika berbalik dan menghadap darell lagi
Dengan muka manyun laika menatap darell “. Ada apa? Kalo gak ada yang penting aku mau pergi .”
“. Pergi aja! Emang gue pikirin??.”
Pletakk
“. Aduh!.”
Wia menjitak kepala laika dengan kesal “. Maaf ya rell, temen aku kadang-kadang emang suka sinting.”
Darell tersenyum manis pada wia
Ihh apa-apaan sih! Sama wia senyum gitu, ama aku kok enggak pernah, gugam laika dalam hati  “. Gak usah senyam-senyum deh lu jelek!.” Maki laika pada darell
Pletakk
“. aduhh.” Laika merintih kesakitan lagi
“. Diem lu, cepetan bilang.” Paksa wia.
Wia kejam banget jadi orang
Dengan raut muka kekesalan yang menggunung dengan terpaksa laika membuka mulut “. Aku, aku...” laika mendengus kesal, susah banget keluarnya nih kata-kata, mungkin karna gak iklas minta maafnya “. Aku mau….”
“. Udahlah .” potong darell
Laika bingung dan menatap darell
“. Gak usah minta maaf kalo gak iklas .” darell melangkah keluar dari rumahnya dan melewati laika dan wia, saat di pintu pagar dia berhenti “. Oh iya, jangan lupa besok beliin tomat dan sayur selada ya.” Darell melambai pada wia lalu pergi
“. Heh!! Lu kira gue pembokat lu!! Darell jelekkkk!!.” Teriak laika
Wia hanya terbahak melihat laika yang marah-marah gak jelas.

Di café
“. Hmm… harum ni kopi buat mumet kepala hilang...” ujar laika sambil terus menghirup aroma kopi dihadapannya
“. Dah, tar jebol tu idung lo.” Ujar wia melihat hidung laika yang mengembang dan mengempis
Laika terkekeh
“. Si darell kalo diliat langsung ganteng juga ya .” ujar wia sambil membayangkan wajah darell yang tersenyum padanya
Laika manyun melihat sahabatnya yang berbunga-bunga
“. Halah, ganteng apaan? Aku mah bosen liat mukanya.”
“. Besok aku temenin kamu lagi deh ya ka, aku jadi ketagihan mo ketemu darell lagi, mana orangnya baik, ramah, ganteng, murah senyum, rambutnya bagus banget .”
Iya elo yang dia senyumin, lah gue? Dikasih muka suram mulu’. Lagian kenapa ya si darell baik banget ama wia? Gak ada senyumnya sama sekali buat aku. Payah
“. Kenapa lagi tu muka? Gak suka kalo aku naksir darell?? Mau lo telen sendirian?.”
“. Hah?? Apaan?? Urusannya ama gue apaan? Ambil aja kalo lo mau, gue mah ogah banget.”
“. Alah, ogah-ogah apaan, tar naksir. Jangan kayak di sinetron deh lo.”
“. Beneran, aku gak bisa naksir orang kayak darell, bertindak dan ngomong semaunya, gak murah senyum..”
“. Tapi dia senyum ama aku.”
“. Iya ama elo, ma gue? Enggak!.”
“. Tapi beneran ya lo gak bakal naksir darell, soalnya aku mo coba usaha ni, siapa tau dia naksir juga ma aku, yaaa kayak di drama korea gitu loh.” Wia cengengesan
“. Ya ya, semau lo aja deh.”
“. HAI!! LAIKAAAA.” Teriak seseorang dari seberang jalan
Laika yang setengah kaget menatap lekat-lekat orang yang meneriaki namanya “. Gusti?!.”
“. Eh ada darell juga.” Ujar wia yang langsung semangat melihat darell dengan tampang dinginnya
Gusti menarik tangan darell, memaksanya ikut menghampiri laika dan wia, darell terlihat menolak tapi gusti terus memaksa, dan menarik tangan darell kencang.
“. Wah lagi ngopi ya.” Mata gusti membesar memandang kopi hangat laika “. Ah laika gak ngajak-ngajak aku.” Ujar gusti manja
“. Aku kan gak tau nomer telpon kamu gus, gimana mau ngajak kamu ngopi coba?.” Laika tersenyum.
“. Kami boleh gabung gak?.” Tanya gusti
“. hmm.” Belum sempat laika menjawab, secepat kilat wia menyambar
“. Boleh-boleh, ni masih ada 2 bangku kosong, duduk aja.” Ujar wia
Wia?! Acara ngopikan biasanya Cuma berdua aja
Gusti dan darel duduk,
Semua mata memandang kearah keduanya, dua model yang sedang naik daun dan lagi dengan wajah rupawan mau duduk dicafe yang tak semewah yang mereka biasa datangi.
“. So, what is your favorite coffee mix?.” Tanya gusti
“. Kalo aku sih biasanya frappucinno vanilla atau expresso.” Jawab laika
“. Penggemar kopi juga ya kamu ka?.”
“. Banget, aku emang suka banget kopi gus.” “. Eh iya, kenalin nih temen aku namanya wia.” Ujar laika memperkenalkan wia yang juga sedang asik bercanda dengan darell
Ih darell, kenapa sih kalo sama wia tingkahnya lain banget, kalo sama aku sinis aja, marah-marah mulu, bentak-bentak kalo ngomong, eh sama wia welas kasih banget, buat sebel aja liatnya.
Gusti dan wia bersalaman lalu wia kembali asik berbicara pada darell, darell juga tak mengidahkan kehadiran laika disampingnya
“. Eh laika, pinjem hp kamu dong. Hp aku ketinggalan nih.”
“. Oh...” laika merogoh tasnya dan mengeluarkan hp nya “. Nih .” laika menyodorkan hp butut miliknya
“. Wah hp kamu antik juga ya.” Ujar gusti menyelidik hp laika yang saat ini berada ditangannya “. Kalau hp ini emang awet loh ka, yang ini emang edisi the best. Sayangnya dah gak produksi lagi ya.”
“. Iya ya...” laika tersenyum, baru gusti yang bilang hp aku edisi the best, gak kayak reaksi orang lain yang ngatain hp aku butut, ketinggalan jaman, jelek.
Gusti menekan beberapa nomer, tak lama suara asing terdengar
Gusti merogoh kantongnya “. Eh ternyata, ketinggalan disaku celana toh.” Gusti tertawa
“. Alah, tipuan kuno tuh.” Ujar wia
Gusti terkekeh, lalu menyimpan nomernya di hp laika “. Aku kasih nama Gusti SYG dihp kamu ka.” Gusti tertawa kencang
“. Apaan SYG?.”
“. Sayang .” jawab gusti polos
“. Ihhh, apa-apaan sih nama kontaknya, males banget.” Ujar laika
“. Jangan diubah ka, biar kamu inget terus sama mukaku.” Gusti manyun
“. Iya iya.”
“. Mau balik ke studio gak?.” Tanya darell
“. Ntar lagi ah, orang lagi asik ngobrol ama laika, lo ganggu aja sih.”
Darell diam, dia sesaat memandang laika lalu kembali berbincang dengan wia
Darell kenapa sih cuekkin gue? Kan gue udah minta maaf tadi dirumah, payah! Kayak anak kecil aja pake ngambek. Gak enak juga kalo dicuekin gini
“. Kalian ada pemotretan ya disekitar sini.” Tanya wia melebur lamunan laika
“. Iya .” jawab darell singkat
“. Ehmm maaf, saya mau order nih.” Panggil gusti pada salah seorang pramusaji
dengan terus memandangi gusti dan darell seorang pramusaji mendekati meja mereka
“. Maaf, boleh minta foto gak mas gusti?.”
“. Boleh-boleh, foto aja gak apa-apa.” Gusti menoleh kearah laika “. Ka, foto ama gue yuk.”
“. Hah?.” Laika bingung
“. ayolah.” Gusti langsung merangkul laika
Pramusaji tadi langsung memoto laika dan gusti dengan kamera Polaroid
“. Mas darell, boleh gak kami minta fotonya?.”
Darell sedikit tersenyum dan menganggukkan kepala
“. Foto sama aku ya rell.” Ujar wia sambil memeluk tangan darell dengan agresif
Laika menatap sinis darell dan wia yang sangat berdekatan, lalu tatapan laika dan darell bertemu, tapi laika segera membuang muka, wia berlebihan banget sih, kayak murahan aja…. Ya tuhan, aku ngomong apa? Kok aku jadi… cemburu?
 “. Makasih ya, fotonya mau kami pajang di papan tamu artis.”
“. Iya silahkan mbak. Oh iya aku skalian mo pesen kopi ya.. frapucinno vanila .”
“. Okeh, frapucinno valina satu, mas darell??.”
“. Kalau darell pesen green tea, ada kan?.”
“. Ada, green tea nya satu ya, makasih.”
“. Tau aja kalau darell suka green tea.”
“. Iyalah, kami sahabatan udah lebih dari 4 tahunan mungkin, kami dulu satu sekolah diparis ”
“. Oh...” laika memandang darell yang sedang memandanginya dengan pandangan sinis “. Kenapa lo ngeliatin gue? Ada masalah?.” Ujar laika ketus
Darell hanya membuang muka
“. Kok bisa lo temenan sama orang kayak dia?.”
“. Orang kayak apa maksud lo?.” Tanya darell
“. Kayak elo lah.”
“. Ihh kalian ini apa-apaan sih,kalo ketemu brantem mulu’.” Ujar wia malah terlihat senang
“. Ya lo Tanya aja ama sicunguk.” Ujar laika membuang muka
“. Yee, lo tu suka cari masalah lek.” Darell mulai kesal
“. Hayoo, pacaran ya?!! Mesrah amat.” Sahut gusti
“. ENGGAK!.”jawab laika dan darell kompak
Gusti dan wia terdiam lalu tertawa bebarengan
“. Kalo emang enggak ada apa-apa kok panic gitu, santai dong, yang woles gitu loh .” ujar gusti
Laika dan darell diam
Laika meminum kopinya untuk menutupi kegugupannya.
“. Ahh, laika mah emang gak suka ama darell, la wong barusan aja dia bilang gak akan naksir darell kok.”
Deg.
Kok wia ngomong gitu? Kan gak enak didenger orang
“. Iya kan ka?.” Tegas wia
“. I.. iya sih.” Jawab laika terbata
Laika menatap wia bingung lalu menatap darell yang kembali menatapnya dingin.
“. Kenapa lagi lo?.” Ujar laika
“. Muka lo cemong lek.” Ujar darell acuh
“. Hah?.” Laika bingung,
Darell berlahan menggerakkan tangan tapi kalah sigap dengan gusti, gusti mengelap sisa foam kopi disudut bibir laika
Tatapan darell makin tajam menatap laika “. Jangan berlebihan, ini didepan umum nanti ada gossip-gosip, nanti jadi gak enak sama maharani kan.” Ujar darell kembali membuang muka
“. Halah, apa urusannya sama maharani coba?.” Ujar gusti cuek
“. Emang maharani pacar kamu gus?.” Tanya wia
“. Nop, bukanlah, dia Cuma temen.”
“. Iya, kata lo temen, kan dia naksir elo gus, jangan pura-pura gak tau deh. Keliatan jelas kali.” Ujar darell ketus
“. Wah aku gak mau ikut terlibat ah.” Ujar laika agak menjauhkan badannya
“. Apaan sih lo rell? Gue kan gak ada perasaan apa-apa sama dia, dia juga udah tau itu. Perasaan gak bisa di paksain tau .”
“. terserah.” Sahut darell acuh
Gusti melihat jam dinding café “. Oh, time to go, kami balik kestudio lagi ya.” Ujar gusti, lalu buru-buru meminum kopinya dan beranjak
“. Nanti kapan-kapan kita ngopi-ngopi lagi ya ka.” Ujar gusti sambil mengedipkan sebelah matanya
Dengan ragu laika menjawab “. O-key.”
“. Come on bro.” gusti mengandeng darell dan menariknya
“. See you later darell.” Ujar wia melambai pada darell
Darell hanya tersenyum, dan melirik kearah laika sebentar lalu berlalu dengan gusti.
“. Dasar cunguk .” celoteh laika
“. Hei, kamu harus berhenti manggil dia cunguk, dia itu cowok ter...”
“. Terganteng yang bla bla bla.” Ejek laika “. I really not in the mood, maybe I should go now, ketemu lagi besok deh ya dirumah.”
“. Kamu mo jemput mama kamu??.”
“. Yup, duluan ya.” Laika buru-buru kabur sebelum wia menawarkan diri lagi untuk mengantarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar